Minggu, 30 Juni 2013

avatar by me

awalnya sih aku pengen ngegambar diri sendiri, tapi gak mirip-_- cantikan gambarnya malah ._.
yah, namanya juga amatiran, give your comment guys :))

Senin, 24 Juni 2013

Bawang Merah dan Lombok Merah

Bawang Merah dan Lombok Merah
Story by: Rizqa Auliya

Di sebuah kerajaan kecil bernama Kerajaan Sambal, hiduplah Bawang Merah dan Lombok Merah. Bawang Merah adalah gadis yang manis, berambut panjang, dan berperawakan tinggi langsing. Sedangkan Lombok Merah adalah pemuda yang tampan dan bertubuh atletis. Mereka bersahabat sejak mereka masih kecil. Tawa riang mereka selalu menghiasi dan menghidupkan suasana Kerajaan Sambal.
Bawang Merah dan Lombok Merah tumbuh bersama di sebuah istana yang berada di jantung Kerajaan. Raja dan Ratu Tomat adalah orang yang merawat dan membesarkan mereka. Raja dan Ratu Tomat sangat menyayangi mereka.
Namun ketika Bawang Merah dan Lombok Merah beranjak dewasa, Bawang Merah mulai berubah. Ia menjadi jahat dan suka membuat onar. Banyak anak-anak yang menangis karena ulahnya. Lombok Merah merasa gelisah, dia khawatir akan perubahan sahabatnya itu, maka ia mencoba menegur Bawang Merah.
“Hai, Bawang Merah,” sapanya dengan senyum lembut.
Saat itu Bawang Merah sedang duduk melamun di atas pohon Jati. Bawang Merah tak menggubris kedatangan sahabatnya, ia hanya membalasnya dengan tatapan sinis. Hal itu jelas membuat Lombok Merah tertegun. Maka ia mengulangi lagi kalimatnya.
“Hai, Bawang Merah,” sapanya tanpa menghilangkan senyum lembutnya.
“Mau apa kau kesini?” jawab Bawang Merah ketus
“Tidak apa-apa. Hanya ingin bertanya, mengapa sikapmu akhir-akhir ini berubah? Kau sekarang jadi lebih pendiam dan sering berbuat jahat.”
“Pergi sana! Jangan ikut campur urusanku, itu bukan urusanmu!” bentak Bawang Merah seraya mendorong Lombok Merah.
Meski Bawang Merah bersikap kasar, Lombok Merah tetap bersikap bijaksana. Ia menjawabnya tetap dengan tutur kata yang lembut dan santun.
“Bawang Merah, maaf sebelumnya kalau aku mencampuri urusanmu. Tapi sikapmu sudah keterlaluan. Banyak warga yang gelisah dan khawatir akan perubahanmu itu. Kamu bukan Bawang Merah yang kukenal dulu.”
“Yap! Kau benar. Aku memang bukan Bawang Merah yang lemah seperti dulu. Sekarang aku sudah berubah menjadi wanita yang kuat dan tak ada yang bisa menandingiku. HAHAHAHAHA.” ucap Bawang Merah sambil berlalu pergi.
Mendengar hal itu, rasa khawatir Lombok Merah semakin menjadi, karena ia tau di Kerajaan Sambal ada seorang penyihir yang sangat terkenal, bernama Penyihir Terasi. Penyihir itu sangat membenci kejahatan. Ia tak segan-segan membunuh atau bahkan mengutuk orang yang berbuat jahat. Maka Lombok Merah berlari sekuat tenaga menuju istana Kerajaan Sambal. Ia pun melapor kepada Raja Tomat.
“Ada apa gerangan wahai Lombok Merah? Mengapa engkau terengah-engah seperti ini?
Lombok Merah menceritakan tentang perubahan sikap Bawang Merah. Ia juga memberitahu Raja Tomat tentang keberadaan Si Penyihir Terasi. Sang Raja hanya manggut-manggut mendengarkan ceritanya.
“Begitulah, Raja Tomat. Saya takut akan terjadi hal buruk pada Bawang Merah. Biar bagaimanapun, dia tetaplah sahabat saya sejak kecil.”
Tepat setelah Lombok Merah mengucapkan kalimatnya, terdengar suara gemuruh petir yang sangat dahsyat. Dari jendela istana, terlihat cahaya-cahaya kilat yang menyilaukan mata. Raja Tomat dan Lombok Merah berlari ke arah datangnya suara.
“Ampun, Penyihir Terasi. Jangan kutuk saya.” pinta Bawang Merah dengan wajah mengiba.
“Tidak. Tindakanmu sudah keterlaluan. Kau harus menerima ganjarannya!”
Penyihir Terasi hendak mengayunkan tongkat sihirnya. Bertepatan dengan munculnya Raja Tomat dan Lombok Merah.
“Tunggu! Jangan kutuk dia, Penyihir Terasi. Mewakilinya, saya minta maaf atas segala tindakan Bawang Merah,” ujar Lombok Merah dengan terengah-engah.
Namun semuanya sudah terlambat. Penyihir terasi telah berhasil mengutuk Bawang Merah menjadi kursi goyang. Lombok merah menangis sejadi-jadinya. Ia telah kehilangan sahabat kecilnya. Penyihir Terasi pergi, sedangkan Raja Tomat berusaha menenangkan Lombok Merah. Mereka pun pulang dengan tertunduk lesu, sambil membawa kursi goyang Bawang Merah.
***
Tiga bulan berlalu, namun Lombok Merah masih mengurung diri di kamarnya. Ia tampak letih dan lesu. Setiap hari ia hanya melamun sambil menatap kursi goyang Bawang Merah.
Berbagai cara sudah dilakukan Raja dan Ratu Tomat untuk menghibur Lombok Merah. Tetapi tidak ada satupun yang berhasil. Lombok Merah tetap tidak mau makan, dan hanya melamun saja.
Hingga pada suatu hari, datanglah Putri Riri Kemiri dari Kerajaan Rerempah. Gadis yang sangat cantik tersebut juga merupakan teman kecil Bawang Merah dan Lombok Merah. Ia sudah mendengar kabar tentang kedua sahabatnya.
Tok.. Tok.. Tok..
Putri Riri Kemiri mengetuk pintu kamar Lombok Merah. Namun si empunya kamar justru tak bergeming. Maka ia pun terpaksa langsung masuk ke kamar Lombok Merah.
“Hai, Lombok Merah, apa kabar? Kau ingat aku?”
“Siapa kau? Aku tak mengenalmu.”
“Aku Putri Riri Kemiri, teman masa kecilmu. Ingat?”
Lombok Merah pun terperangah mendengar nama itu. Ia sama sekali tak menyangka jika gadis yang ada di sebelahnya saat ini adalah sahabat masa kecilnya.
“Benarkah? Kau banyak berubah ya. Sekarang kau makin cantik. Dulu kau gendut dan berjerawat banyak,” ucap Lombok Merah sambil sedikit tertawa.
Putri Riri Kemiri tersipu malu. Pipinya seketika berubah warna menjadi kemerahan. Kemudian mereka melanjutkan perbincangan. Sesekali ia mecubit lengan Lombok Merah dengan penuh kelembutan. Mereka bercerita dan tertawa bersama sambil menatap matahari terbenam.
Dari kejauhan, Raja dan Ratu Tomat melihat pemandangan  itu. Mereka tersenyum, dan meneteskan air mata bahagia. Mereka senang, Lombok Merah bisa tersenyum dan tertawa lagi. Kini Lombok Merah dan Putri Riri Kemiri terdiam dan menikmati indahnya sunset.
“Putri Riri Kemiri...”, tiba-tiba Lombok Merah bersuara.
“Iya?”
“Terimakasih ya, aku senang kau datang kesini. Berkat kehadiranmulah aku bisa tertawa riang lagi seperti tadi,” ucap Lombok Merah sambil melayangkan senyum termanisnya.
Putri Riri Kemiri hanya mengangguk dan tersenyum. Ia juga turut senang jika sahabatnya itu sudah bebas dari keterpurukan. Kemudian mereka melewati hari-hari berikutnya dengan tawa yang tak pernah lepas. Mereka selalu bersama. Kini Lombok Merah telah menemukan sahabat sejatinya, yaitu Putri Riri Kemiri.

*TAMAT*

Minggu, 30 Juni 2013

avatar by me

Diposting oleh Rizqa Auliya di Minggu, Juni 30, 2013 0 komentar
awalnya sih aku pengen ngegambar diri sendiri, tapi gak mirip-_- cantikan gambarnya malah ._.
yah, namanya juga amatiran, give your comment guys :))

Senin, 24 Juni 2013

Bawang Merah dan Lombok Merah

Diposting oleh Rizqa Auliya di Senin, Juni 24, 2013 0 komentar
Bawang Merah dan Lombok Merah
Story by: Rizqa Auliya

Di sebuah kerajaan kecil bernama Kerajaan Sambal, hiduplah Bawang Merah dan Lombok Merah. Bawang Merah adalah gadis yang manis, berambut panjang, dan berperawakan tinggi langsing. Sedangkan Lombok Merah adalah pemuda yang tampan dan bertubuh atletis. Mereka bersahabat sejak mereka masih kecil. Tawa riang mereka selalu menghiasi dan menghidupkan suasana Kerajaan Sambal.
Bawang Merah dan Lombok Merah tumbuh bersama di sebuah istana yang berada di jantung Kerajaan. Raja dan Ratu Tomat adalah orang yang merawat dan membesarkan mereka. Raja dan Ratu Tomat sangat menyayangi mereka.
Namun ketika Bawang Merah dan Lombok Merah beranjak dewasa, Bawang Merah mulai berubah. Ia menjadi jahat dan suka membuat onar. Banyak anak-anak yang menangis karena ulahnya. Lombok Merah merasa gelisah, dia khawatir akan perubahan sahabatnya itu, maka ia mencoba menegur Bawang Merah.
“Hai, Bawang Merah,” sapanya dengan senyum lembut.
Saat itu Bawang Merah sedang duduk melamun di atas pohon Jati. Bawang Merah tak menggubris kedatangan sahabatnya, ia hanya membalasnya dengan tatapan sinis. Hal itu jelas membuat Lombok Merah tertegun. Maka ia mengulangi lagi kalimatnya.
“Hai, Bawang Merah,” sapanya tanpa menghilangkan senyum lembutnya.
“Mau apa kau kesini?” jawab Bawang Merah ketus
“Tidak apa-apa. Hanya ingin bertanya, mengapa sikapmu akhir-akhir ini berubah? Kau sekarang jadi lebih pendiam dan sering berbuat jahat.”
“Pergi sana! Jangan ikut campur urusanku, itu bukan urusanmu!” bentak Bawang Merah seraya mendorong Lombok Merah.
Meski Bawang Merah bersikap kasar, Lombok Merah tetap bersikap bijaksana. Ia menjawabnya tetap dengan tutur kata yang lembut dan santun.
“Bawang Merah, maaf sebelumnya kalau aku mencampuri urusanmu. Tapi sikapmu sudah keterlaluan. Banyak warga yang gelisah dan khawatir akan perubahanmu itu. Kamu bukan Bawang Merah yang kukenal dulu.”
“Yap! Kau benar. Aku memang bukan Bawang Merah yang lemah seperti dulu. Sekarang aku sudah berubah menjadi wanita yang kuat dan tak ada yang bisa menandingiku. HAHAHAHAHA.” ucap Bawang Merah sambil berlalu pergi.
Mendengar hal itu, rasa khawatir Lombok Merah semakin menjadi, karena ia tau di Kerajaan Sambal ada seorang penyihir yang sangat terkenal, bernama Penyihir Terasi. Penyihir itu sangat membenci kejahatan. Ia tak segan-segan membunuh atau bahkan mengutuk orang yang berbuat jahat. Maka Lombok Merah berlari sekuat tenaga menuju istana Kerajaan Sambal. Ia pun melapor kepada Raja Tomat.
“Ada apa gerangan wahai Lombok Merah? Mengapa engkau terengah-engah seperti ini?
Lombok Merah menceritakan tentang perubahan sikap Bawang Merah. Ia juga memberitahu Raja Tomat tentang keberadaan Si Penyihir Terasi. Sang Raja hanya manggut-manggut mendengarkan ceritanya.
“Begitulah, Raja Tomat. Saya takut akan terjadi hal buruk pada Bawang Merah. Biar bagaimanapun, dia tetaplah sahabat saya sejak kecil.”
Tepat setelah Lombok Merah mengucapkan kalimatnya, terdengar suara gemuruh petir yang sangat dahsyat. Dari jendela istana, terlihat cahaya-cahaya kilat yang menyilaukan mata. Raja Tomat dan Lombok Merah berlari ke arah datangnya suara.
“Ampun, Penyihir Terasi. Jangan kutuk saya.” pinta Bawang Merah dengan wajah mengiba.
“Tidak. Tindakanmu sudah keterlaluan. Kau harus menerima ganjarannya!”
Penyihir Terasi hendak mengayunkan tongkat sihirnya. Bertepatan dengan munculnya Raja Tomat dan Lombok Merah.
“Tunggu! Jangan kutuk dia, Penyihir Terasi. Mewakilinya, saya minta maaf atas segala tindakan Bawang Merah,” ujar Lombok Merah dengan terengah-engah.
Namun semuanya sudah terlambat. Penyihir terasi telah berhasil mengutuk Bawang Merah menjadi kursi goyang. Lombok merah menangis sejadi-jadinya. Ia telah kehilangan sahabat kecilnya. Penyihir Terasi pergi, sedangkan Raja Tomat berusaha menenangkan Lombok Merah. Mereka pun pulang dengan tertunduk lesu, sambil membawa kursi goyang Bawang Merah.
***
Tiga bulan berlalu, namun Lombok Merah masih mengurung diri di kamarnya. Ia tampak letih dan lesu. Setiap hari ia hanya melamun sambil menatap kursi goyang Bawang Merah.
Berbagai cara sudah dilakukan Raja dan Ratu Tomat untuk menghibur Lombok Merah. Tetapi tidak ada satupun yang berhasil. Lombok Merah tetap tidak mau makan, dan hanya melamun saja.
Hingga pada suatu hari, datanglah Putri Riri Kemiri dari Kerajaan Rerempah. Gadis yang sangat cantik tersebut juga merupakan teman kecil Bawang Merah dan Lombok Merah. Ia sudah mendengar kabar tentang kedua sahabatnya.
Tok.. Tok.. Tok..
Putri Riri Kemiri mengetuk pintu kamar Lombok Merah. Namun si empunya kamar justru tak bergeming. Maka ia pun terpaksa langsung masuk ke kamar Lombok Merah.
“Hai, Lombok Merah, apa kabar? Kau ingat aku?”
“Siapa kau? Aku tak mengenalmu.”
“Aku Putri Riri Kemiri, teman masa kecilmu. Ingat?”
Lombok Merah pun terperangah mendengar nama itu. Ia sama sekali tak menyangka jika gadis yang ada di sebelahnya saat ini adalah sahabat masa kecilnya.
“Benarkah? Kau banyak berubah ya. Sekarang kau makin cantik. Dulu kau gendut dan berjerawat banyak,” ucap Lombok Merah sambil sedikit tertawa.
Putri Riri Kemiri tersipu malu. Pipinya seketika berubah warna menjadi kemerahan. Kemudian mereka melanjutkan perbincangan. Sesekali ia mecubit lengan Lombok Merah dengan penuh kelembutan. Mereka bercerita dan tertawa bersama sambil menatap matahari terbenam.
Dari kejauhan, Raja dan Ratu Tomat melihat pemandangan  itu. Mereka tersenyum, dan meneteskan air mata bahagia. Mereka senang, Lombok Merah bisa tersenyum dan tertawa lagi. Kini Lombok Merah dan Putri Riri Kemiri terdiam dan menikmati indahnya sunset.
“Putri Riri Kemiri...”, tiba-tiba Lombok Merah bersuara.
“Iya?”
“Terimakasih ya, aku senang kau datang kesini. Berkat kehadiranmulah aku bisa tertawa riang lagi seperti tadi,” ucap Lombok Merah sambil melayangkan senyum termanisnya.
Putri Riri Kemiri hanya mengangguk dan tersenyum. Ia juga turut senang jika sahabatnya itu sudah bebas dari keterpurukan. Kemudian mereka melewati hari-hari berikutnya dengan tawa yang tak pernah lepas. Mereka selalu bersama. Kini Lombok Merah telah menemukan sahabat sejatinya, yaitu Putri Riri Kemiri.

*TAMAT*

Template by:

Free Blog Templates